PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMA STELLA MARIS BSD

Blog ini digunakan untuk mendukung proses pembelajaran di SMA Stella Maris BSD

Soal Latihan ULUM Semester 2 Th 2013-2014

Download di Sini

KLIK DI SINI


Panduan Belajar Mid Semester 2

  1. Citraan dan tema puisi
  2. Kalimat aktif, pasif, dan korelatif
  3. Menanggapai berita
  4. Dongeng
  5. Kalimat majemuk

Kalimat Aktif & Pasif

1. Kalimat Aktif
Kalimat yang subjeknya menjadi agens (pelaku).
Contoh :
Petani sedang mencangkul sawah
S P O
Salah satu ciri-ciri kalimat aktif adalah kata kerjanya berimbuhan me-

Jenis-jenis Kalimat Aktif
· Kalimat aktif transitif
· Kalimat aktif intransitive

Kalimat aktif transitif

Adalah kalimat yang predikatnya kata kerja transitif yaitu memerlukan adanya objek.
Contoh : Intan sedang mengerjakan soal-soal IPA
S P O

Kalimat aktif intransitif

Adalah kalimat yang predikatnya kata kerja intransitif yaitu tidak memerlukan adanya objek.
Contoh :
Anisa menangis di kamar
S P K

2. Kalimat Pasif
Kalimat yang subjeknya menjadi patiens (penderita).

Misalnya :
Sawah sedang dicangkul petani
S P O

Ciri-ciri kalimat pasif Biasanya kata kerja pada kalimat pasif berimbuhan di-
. Namun selain itu, juga dapat menggunakan kata kerja berimbuhan ter-, ke-an, dan bentuk diri (persona).

Contoh :
Ibunya terpukul oleh kelakuan anaknya.
Saya kehilangan uang di kelas Buku itu sudah kubaca

Citraan Puisi

Citraan disebut juga Imaji.


Citraan adalah efek yang ditimbulkan oleh kata atau susunan kata dalam puisi terhadap pancaindera manusia.

Macam-macam Citraan

  • citraan penglihatan (visual).
  • citraan pendengaran (auditorial)
  • citraan penciuman.
  • citraan perabaan.
  • citraan perasaan.
  • Citraan penglihatan (visual).

Jika kata-kata dalam puisi itu menyentuh indera penglihatan kita (mata)


  • Citraan pendengaran (auditorial).

Jika kata-kata dalam puisi itu menyentuh indera pendengaran kita (telinga)

  • Citraan penciuman

Jika kata-kata dalam puisi itu menyentuh indera penciuman kita (hidung)

  • Citraan perabaan.

Jika kata-kata dalam puisi itu menyentuh indera peraba kita (kulit)

  • Citraan perasaan.

Jika kata-kata dalam puisi itu menyentuh indera pengecap kita (lidah)/ menyentuh perasaan (hati)

Panduan Belajar Mid Semester 2

  1. Citraan, tema puisi
  2. kalimat aktif , pasif dan korelatif
  3. Dongeng
  4. Kalimat majemuk
  5. Menanggapi berita

KLAIMAT MAJEMUK

KALIMAT MAJEMUK



Suatu bentuk kalimat luas hasil penggabungan atau perluasan kalimat tunggal sehingga membentuk satu pola kalimat baru di samping pola yang ada.
Ciri-ciri :
1. Ada penggabungan atau perluasan kalimat-kalimat inti.
2. Perluasannya menghasilkan pola kalimat baru.
3. Ada perubahan penghentian dalam intonasi.
4. Mempunyai Subjek dan Predikat lebih dari sebuah.

Kalimat majemuk dibagi menjadi :
1. Kalimat majemuk setara (koordinatif)
2. Kalimat majemuk rapatan
3. Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif)
4. Kalimat majemuk campuran
5. Kalimat majemuk setara

A. Kalimat Majemuk Setara

Kalimat gabung yang hubungan antar pola-pola kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat. Ciri-ciri :
1. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
2. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
3. Berkata tugas/penghubung, pembeda sifat kesetaraan.
4. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P

Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 :

1. Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan)
Ciri :
1. Intonasi disertai kesenyapan antara.
2. Berkata tugas/penghubung: dan, serta, lagi pula,tambahan lagi, dan sebagainya.

Contoh :
Ibu menanak nasi, ayah membaca koran
S P O S P O
dan adik bermain-main di halaman.
S P K 2.
Anita belajar di kamar dan adiknya
S P K S
bermain di halaman.
P K 2)

2. Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan)
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Penggunaan kata tugas: atau

Contoh: 1. Kita akan melanjutkan perjalanan, atau
S P O
kita beristirahat.
S P
2. Adik ingin ikut ke kampung, atau adik ingin tinggal di rumah saja.
S P K Konj. S P K 3.
3. Kalimat majemuk setara perlawanan
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata tugas: tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, dan sebagainya.

Contoh:
1. Adiknya peramah, tetapi kakaknya pemarah.
S P S P
2. Hujan turun rintik-rintik, sedangkan kami harus melanjutkan perjalanan.
S P K S P O

4) Kalimat majemuk setara sebab akibat
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata hubung: sebab itu; karena, karena itu.

Contoh: Budi tidak masuk sekolah, sebab itu
S P pelajarannya tertinggal.
S P 2.

Andi malas belajar, karena itu (ia)
S P. S tidak lulus ujian.
P

5. Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan)
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Berkata hubung: bahkan.
Contoh:
Dia marah-marah bahkan kakaknya pun dilawan.
S P S P

B. KALIMAT MAJEMUK RAPATAN

Kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya dirapatkan, karena kata-kata atau frasa dalam kalimat tersebut menduduki jabatan yang sama. Diperoleh kalimat gabung yang lebih efektif, jelas dan tegas.
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang, sehingga merupakan kalimat minor.
c. Pola uraian, misalnya S. yang sama: S-P + ( ) – P

1. Sama subjek
- Sawah itu subur.
- Sawah itu luas.
Sawah itu subur dan luas.
S P P 2.

2. Sama predikat
- Makanan ini lezat.
- Minuman ini lezat.
Makanan dan minuman ini lezat.
S S P 3.

3. Sama objek penderita (O1)
- Aku hanya menangkap burung itu.
- Ia menyembelih burung itu.
Aku hanya menangkap burung itu
S P O1
sedangkan ia menyembelihnya.
S P 4.

4. Sama predikat dan Objek penyerta (O2)
- Ibu memberi pengemis pakaian.
- Ayah memberi pengemis uang.
Ibu memberi pengemis pakaian
P O1 O2
sedangkan ayah uang.
S O1

5. Sama keterangan
- Dalam liburan ini saya akan bertamasya ke Bali.
- Dalam liburan ini adik akan tinggal di rumah paman.
Dalam liburan ini saya akan bertamasya
K S P
ke Bali tetapi adik akan tinggal di rumah paman.
K S P K


C. KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT

Kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada. Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru itu disebut anak kalimat atau klausa bawahan. Bagian kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi atau tetap disebut induk kalimat atau klausa atasan.
Ciri-ciri:
Ada kesenyapan antara intonasi.
Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat. Bagian yang tetap menjadi induk kalimat. Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas.

1. Anak kalimat perluasan Subjek (S)
- Itu ayahku.
- Yang sedang membaca koran, ayahku.

2. Anak kalimat perluasan Predikat (P)
- Dia pemalas.
- Dia, orang tak mau bekerja.

3. Anak kalimat perluasan Objek (O)
- Kami telah menduga hal itu.
- Kami telah menduga bahwa ia terlibat perkelahian itu.

4. Anak kalimat perluasan Keterangan (K)
a.- Paman datang sore hari.
- Paman datang saat matahari tenggelam. (keterangan waktu)
b. Walaupun hujan turun, ia tetap pergi. (keterangan perlawanan)
c. Anda harus rajin agar nilai Anda bagus. (keterangan tujuan)
d. Karena kakinya sakit, ia tidak datang. (keterangan sebab)
e. Aku akan datang jika ia mengundang. (keterangan syarat)
f. Nilainya jelek maka ia dimarahi. (keterangan akibat)

D. KALIMAT MAJEMUK CAMPURAN

Kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat yang terdiri atas satu pola utama dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan atau sekurang-kurangnya dua pola utama dan satu atau lebih pola bawahan.
Contoh:
Kalimat tunggal Ketika itu, aku dikejutkan oleh halilintar.
ket.W S P O
b. Ketika ayah sedang membaca, dan ibu
S P S
sedang menjahit pakaian, aku dikejutkan, oleh sesuatu yang bergemuruh di angkasa.
P O S P S P Ket.tempat

About this blog

About This Blog

Ingin berlangganan materi pembelajaran (gratis)

Poll

Diberdayakan oleh Blogger.

Bergabung dengan blog ini?

Pengikut